Minggu, 18 November 2012

SAKRAL, KUDUS DAN SUCI



Sakral, kudus dan suci menurut agama Kristen
Bila kita coba memahami apa itu arti kata atau makna dari kata (sakral, kudus dan suci), mungkin yang terfikirkan dalam benak kita adalah sesuatu yang abstrak dan misterius, karna sesungguhnya sesuatu yang (sakral, kudus dan suci) itu lebih mudah untuk dikenal daripada didefinisikan. Karna ia berkaitan dengan hal-hal yang penuh misteri baik yang sangat mengagumkan maupun yang sangat menakutkan. Dalam semua masyarakat yang kita kenal terdapat perbedaan antara yang suci dengan yang biasa. Pada intinya bila ditanyakan kepada siapapun, arti dari kata (sakral, kudus dan suci) ada besar kemungkinan akan adanya jawaban atau presepsi yang sama tentang sesusatu yang tidak difahami dengan akal sehat yang bersifat empirik untuk memenuhi kebutuhan yang praktis. Didalam agama Kristen ada salib yang selalu dianggap suci oleh umat nasrani, mereka menuturkan salib suci bagi umat nasrani ini sekilas  hanyalah dua batang kayu yang dipersilangkan yang pada akhirnya menjadi sesuatun yang amat sangat dijunjung tinggi dan dianggap sebagai perwujudan sesuatu yang sakral atau agung.

Sakral, kudus dan suci menurut agama yahudi
Masih membicarakan tentang hal yang sama, didalam agama yahudi pun memiliki presepsi dan pandangan yang tidak jauh berbeda tentang arti kata (sakral, kudus dan suci), menurut mereka kesucian adalah dasar suatu system undang-undang agama dan moral. Lagi-lagi mereka memaparkan bahwa kesucian memiliki dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif, hal ini membuktikan adanya kesamaan didalam mengartikan kata suci tersebut. Aspek negatif dalam kesucian disini menuntut umat yahudi untuk meninggalkan keberhalaan dan hal ini menjadi salah satu perintah yang amat sulit untuk mereka laksanakan sehingga menjadi aspek negatif didalam kesucian itu sendiri menurut mereka. Sedangkan aspek positifnya adalah berpegang teguh kepada kepercayaan dan peribadatan yang telah diwahyukan tuhan kepada mereka. Didalam agama yahudi merka menganggap suci tuhan mereka yang biasa disebut dengan YeHoVah. Serta masih ada beberapa hal lainya yang dianggap suci seperti, patung-patung dan binatang, bahkan umat yahudi memiliki hari-hari yang dianggap suci seperti hari paskah, hari bulan baru dan hari pondok raya, sekilas semua pemahaman umat yahudi tentang arti kata suci ini sulit untuk didefinisikan tetapi mudah untuk difahami dan dikenal.

Sakral, kudus dan suci menurut agama islam
Kali ini giliran agama Islam yang menguratarakan pengertian, arti dan juga makna dari kata (sakral, kudus dan suci), dalam hal ini islam sedikit berbeda dari agama-agama lainnya dalam mengartikan arti kata dan makna dari kata suci tersebut. Didalam agama islam kita mengenal yang namanya “fitrah” yang berarti (kembali), kembali disini dimaksudkan pada kesucian diri. Pada hakikatnya kata sakral, kudus dan suci ini memiliki kesamaan dari segi bahasa, tapi didalam agama islam memiliki tata cara penyebutan yang berbeda, seperti kata sholat dalam islam dan kata sembahyang yang biasa disebutkan di agama-agama non muslim. Bila kita cermati dua kata diatas tadi keduanya memiliki arti yang sama-sama berhubungan dengan kesucian dan kesakralan dalam beribadah yang beda hanya pada tata cara penyebutannya saja. Didalam islam pun masih banyak hal-hal yang dianggap suci seperti masjid, kitab al-Qur’an dan yang lainya, Allah.SWT memberitakan dalam al-Qur’an bahwa para nabi adalah suci dari perbuatan dosa. Hal ini menunjukan juga bahwa arti kata suci itu amatlah sulit bila didefinisikan tapi mudah untuk dikenal dan sedikit dipahami.


RITUAL PERIBADATAN

Ritual peribadatan menurut agama Kristen
Membicarakan tentang ritual peribatan tentunya hal ini tidak terlepas dari pembahasan kata suci, kudus dan sakral karna ritual peribatan ini adalah bagian dari tingkah laku kegamaan yang aktif yang berhubungan dengan sesuatu yang suci, kudus dan sakral, yaitu TUHAN (YESUS). Didalam agama Kristen umat nasrani mengenal ‘Ritus’(ibadat) ini sebagai suatu hal yang mancangkup semua jenis tingkah laku didalam tatacara penghormatan kepada yang suci seperti : memakai pakaian khusus, menyanyikan lagu-lagu khusus dan berdoa dengan tatacara yang khusus pula. Tentunya hal ini dapat diartikan bahwa ritual peribatdatan bagi umat nasrani adalah bagian dari kewajiban mereka dalam mengagungkan sesuatu yang suci yaitu TUHAN (YESUS).

Ritual peribadatan menurut agama yahudi
Kepercayaan–kepercayaan keagamaan membuat masing-masing dari tiap-tiap umatnya menjalankan kewajiban yang ada didalam agama yang mereka anut tersebut, didalam adanya kewajiban itulah  fungsi sesuatu yang suci dan sakral lagi-lagi berperan sebagai bagian dari ritual keagamaan yang sudah tentu akan menjadi titik utama dari ritual keagamaan atau ritual peribatan itu sendiri. Agama yahudi menyebut ritual peribadatan itu sendiri sebagai bukti bahwa mereka memiliki kepercayaan dan suatu yang dianggap suci atau sakral, ada beberapa jenis ritual peribadatan umat yahudi yang hampir sama seperti umat Islam dalam arti mereka juga mengenal sembahyang, kurban, puasa, dan lain-lain.

Ritual peribadatan menurut agama Islam
Ritual peribadatan merupakan identitas bagi masing-masing agama yang harus dilaksanakan oleh tiap-tiap umat yang memeluk agama tersebut. Begitupun didalam agama islam, islam memiliki pengertian dalam mengartikan ritual peribatan itu sediri, dimana ritual adalah tatacara yang berhubungan dengan ibadah dan ibadah adalah, segala sesuatu lahir batin dan sesuai dengan perintah Allah.SWT untuk mendapatkan kebahagiaan dan keseimbangan baik utuk diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta. Ada banyak tata cara melakukan ritual peribadatan, di dalam aga Islam kita mengenal sholat, puasa, zakat, dan ibadah haji. Itu adalah sebagian dari tatacara beribadah umat muslim, yang pada intinya ritual peribadatan menurut saya sebagai seorang muslim ialah, tatacara kita dalam meng’Esakan suatu dzat yang sakral, kudus dan suci yaitu Allah.SWT sebagai bentuk pengabdian kita kepada Allah.SWT sebagai makhluk yang menganut agama Islam, yang dilakukan dengan keikhlasan, kekhusukan dan keistiqamahan didalam menjalankannya. 

Secondhand Serenade - Awake




INTRO:
C, C, Am7, Am7


  C                                       Am7
With every appearance by you, blinding my eyes,

                          C
I can hardly remember the last time I felt like I do.

                   Am7
You're an angel disguised.


          C
And you're lying real still,

         G7(G)                  Am7 
but your heart beat is fast just like mine.

       C
And the movie's long over,

        G7(G)                            Am7
that's three that have passed, one more's fine.



          C    Am7      G7(G)
Will you stay awake for me?

Am7           G7(G)        F
I don't wanna miss anything

      F            G7(G)
I don't wanna miss anything

       C          Am7     G7(G)
I will share the air I breathe,

Am7              G7(G)      F
I'll give you my heart on a string,

       F                G7(G)
I just don't wanna miss anything.




BRIDGE:

C, C, Am7, Am7




    C                                           Am7
I'm trying real hard not to shake. I'm biting my tongue,

                               C
but I'm feeling alive and with every breathe that I take,

            Am7
I feel like I've won. You're my key to survival.


      C                 G7(G)
And if it's a hero you want,
[ Tab from: http://www.guitaretab.com/s/secondhand-serenade/185244.html ]
                     Am7
I can save you. Just stay here.

     C     
Your whispers are priceless.

     G7(G)                          Am7
Your breathe, it is dear. So please stay near.



         C     Am7      G7(G)
Will you stay awake for me?

  Am7         G7(G) F
I don't wanna miss anything

                      G7(G)
I don't wanna miss anything

       C          Am7  G7(G)
I will share the air I breathe,

     Am7         G7(G)      F
I'll give you my heart on a string,

                          G7(G)
I just don't wanna miss anything.



C Am7 C        C            G7(G)
Say my name. I just want to hear you.

C  F  C         G7(G)       Am7
Say my name. So I know it's true.

       C                   Am7
You're changing me. You're changing me.

    C                G7(G)
You showed me how to live.

   Am7          G7(G)
So just say. So just say,


            C    Am7       G7(G)
That you'll stay awake for me.

        C     G7(G)   F
I don't wanna miss anything.

                      G7(G)
I don't wanna miss anything.

       C         Am7   G7(G)
I will share the air I breathe,

     Am7         G7(G)      F
I'll give you my heart on a string,

                           G7(G)
I just don't wanna miss anything


Islam dan Peradaban


Islam dan peradaban merupakan kajian yang sangat penting bagi aktivis muda Islam mengingat Islam historis kurang mendapat tempat dalam kajian para aktivis muda Islam. Kecenderungan yang terjadi di banyak kelompok kaum muda Islam yang lebih fasih bicara revolusi bolzevik di Rusia ketimbang revolusi yang terjadi di jazirah Arab ketika lahirnya Islam 15 abad silam. Padahal di dunia barat, revolusi yang di pimpin Rasulullah dianggap sebagai revolusi paling berhasil dalam sejarah kemanusiaan.
Bicara tentang Islam memang tidak hanya bicara aspek normatif semata (Al-Qur’an dan al-hadits), karena kajian historis Islam membuka ruang bagi munculnya pemahaman baru bagi konsepsi-konsepsi populer semisal demokrasi, HAM, supremasi sivil, dst yang sesungguhnya sangat kompatibel terhadap landasan nofmatif Islam. Dengan kata lain, teori-teori dan discourse peradaban (sivilisation) yang mewarnai dinamika intelektual kita hari ini dalam praksisnya pernah dipercontohkan oleh Rasulullah SAW ketika memimpin Negara Madinah Al-Munawarah.
Ibnu Khaldun menggunakan istilah “Umran Hadhari”, bagi menjelaskan peradaban, untuk membandingkan dan membedakan masyarakat nomaden yang sering berpindah-pindah dengan masyarakat kota yang menetap tinggal di suatu tempat dan membina sebuah peradaban. “Hadhari” diterjemahkan sebagai kemajuan peradaban.
Setiap peradaban memiliki tubuh dan jiwa tidak ubahnya seperti manusia. Tubuhnya adalah keberhasilan-keberhasilan materiilnya berupa bangunan, industri dan peralatan serta segala sesuatu yang berhubungan dengan kemakmuran hidup dan kesenangan duniawiyah. Sedangkan jiwa peradaban adalah seperangkat ideologi, konsep, tata nilai, moralitas dan tradisi yang tercermin dari perilaku individu dan kelompok, interaksi antara individu atau kelompok dengan yang lainnya; dan pandangan mereka tentang agama dan kehidupan, alam dan manusia, serta individu dan kelompok.
Peradaban-peradaban besar yang dikenal oleh manusia, mempunyai ragam yang berbeda dari yang satu dengan yang lainnya dari sudut sikapnya terhadap materi dan mental spiritual. Ada peradaban yang lebih menonjol sisi materiilnya daripada sisi spiritualnya. Sementara peradaban yang lain lebih menonjol sisi moril spirituilnya dari pada sisi materiilnya. Dan selebihnya ada yang mempunyai keseimbangan kedua sisi moril spirituil dan materiilnya.
Sejarah Peradaban Islam
Franz Rosenthal, seorang sarjana Barat yang menterjemahkan buku Muqaddimah Ibnu Khaldun ke dalam Bahasa Inggeris, menulis bahawa tamadun atau peradaban Islam, yang dirujuk kepada Andalus, bukan sebuah peradaban kerana kekuatan tentara, keluasan wilayah dan penduduk yang besar; tetapi karena kekuatan ilmu atau knowledge triumphan. Islam secara normatif mempunyai sifat-sifat kemajuan peradaban karena Islam datang bersama sifat-sifatnya yang positif, yang tidak mungkin bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal (liberatif dan emansipatif), seperti liberal, toleran, anti kekerasan, adil, anti eksploitasi, egaliter, plural, dan lain-lain.
Hal ini terlihat dari konstruksi peradaban yang dibangun Rasulullah ketika memimpin negara Madinah Al-Munawarah. Sebuah negara kota yang membangun keadaban bukan dari dominasi mayoritas – apalagi kekuatan tentara – penduduk, melainkan hasil kompromi politik antar suku untuk hidup bersama secara damai. Sebuah peradaban dimana keadilan ditegakkan tanpa represi negara (karena belum ada birokrasi), perdagangan yang berlangsung tanpa penghisapan, serta pluralitas suku dan agama yang hidup berdampingan.
Sepeninggal Rasulullah SAW, Islam dipimpin oleh Khulafaurrasyidin. Pada masa kehalifahan ini teritorial Islam mengalami perluasan yang menakjubkan. Wilayah kekaisaran romawi dan yunani yang menolak terus menerus dieksploitasi secara cepat dibebaskan dan menjadi imperium Islam. Pasca kekhalifahan, kekuasaan Islam berpindah-pindah – sebagai konsekuensi politis – dinasti muawiyah ke Damaskus dan abbasiyah ke Bagdad. Pada era ini pun dimensi ilmu secara menyeluruh, kebudayaan, pemikiran, ekonomi, kesenian dan sebagainya mendapat hak yang secukupnya.
Maka lahirlah pencipta besar, pemikir kreatif dunia Islam seperti Al-Khawarizmi, ahli matematik yang ulung; Ibnu Sasawayh, dokter pakar diet; Al-Fargani, ahli astronomi; Tsabit bin Qurrah, ahli geometri; Ar-Razi, dokter penemu penyakit cacar dan darah tinggi; Az-Zahrawi, ahli bedah; Al-Khazin, ahli matematik; Ibnu Haytham, ahli fizik; Al-Biruni, tokoh astronomi; Ibnu Sina, dokter; dan banyak lagi.
Kemegahan peradaban islam berakhir dengan serbuan tentara Mongol pada pertengahan abad ke-13 yang meluluh lantakkan kota Bagdad, seiring dengan tumbuhnya benih-benih kebangkitan kembali Eropa dengan ‘renaisance’nya. Sementara islam memasuki masa-masa zaman kegelapan sampai pada awal abad ke-19. karena hampir sebagian besar daerah kekuasaan Islam telah menjadi daerah kekuasaan imperialisme bangsa Eropa sebagai wujud dari ‘kebangkitan’ Eropa.
Selain serbuan tentara Mongolia dan perang salib, serta perpecahan diantara para pemimpin negara, untuhnya peradaban Islam klasik menjelaskan kepada kita betapa ketika artikulasi keagamaan diinstitusionalisasikan dalam kebijakan negara, maka yang terjadi adalah monopoli kebenaran atas nama negara. Kisah Ahmad ibnu Hanbal ketika menentang pemikiran Khalifah al-Makmun tentang al-Qur’an kemudian dianggap menyimpang dari negara adalah kisah tragis pemasungan kebebasan berpikir. Problem mendasar inilah yang telah melemahkan peradaban Islam, dengan cirinya sebagai peradaban ilmu (knowledge triumphan).
Masa kegelapan Islam baru berakhir dan memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan pada awal abad ke-19. seiring dengan lahirnya tokoh-tokoh pembaharu Islam ddan berbagai gerakan islam di dunia Arab. Pertama, gerakan muncul di Mesir dengan tiga tokoh, yaitu: Jamaluddin Al Afghani ynag berkebangsaan Afghanistan dijuluki sebagai ‘tokoh Renaisance islam’, Muhammad Abduh yang berkebangsaan Mesir bercita-cita terwujudnya kejayaan dan kemulyaan umat islam dinegeri manapun, serta Rasyid Ridho dan Muhammad Iqbal. Walaupun sebelum mereka sudah terlebih tumbuh benih-benih kebangkitan melalui tokoh-tokoh seperti Ibnu Taimiyah dan Abdul Wahab dengan gerakan wahabi-nya (Islam murni). Gerakan pembaharuan Islam ini secara langsung juga mempengaruhi lahirnya gerakan Islam serupa di banyak negara muslim seperti Indonesia dengan lahirnya Muhammadiyah.
Masa Depan Peradaban Islam
Peradaban yang dimiliki oleh zaman modern ini yaitu peradaban barat, adalah satu sosok peradaban – tidak dipungkiri- mempunyai ciri menghormati kebebasan manusia, khususnya di dalam negerinya, memberi kebebasan seluas-luasnya bagi kecenderungan dan sumber daya manusianya sehingga mampu menaklukkan “alam” untuk dimanfaatkan dan meledakkan kekuatan nuklir untuk kepentingan dirinya; mampu terbang di angkasa seperti layaknya burung; mampu berenang dalam laut seperti layaknya ikan; mampu menempuh jarak diatas bumi yang sangat jauh dengan kecepatan tinggi; bahkan mampu mempelajari angkasa luar hingga sampai ke luar galaksi kita, sampai pada revolusi biologi dan revolusi ilmu pengetahuan sehingga mampu menciptakan alat yang sangat menakjubkan yang mampu memudahkan bagi manusia untuk menyiasati waktu dan daya pikirnya yaitu komputer. Penemuan-penemuan itu berkat kemajuan ilmu pengetahuan manusia yang dipakai dan diaplikasikan dalam teknologi.
Meskipun keberhasilan upaya manusia untuk menemukan sarana dan prasarana yang demikian canggih, ternyata yang menjadi kenyataan berbicara lain; bahwa peradaban ini belum memberikan kebahagiaan yang diharapkan atau ketentraman yang diidamkan. Sebab peradaban ini ibarat jasad yang ruhnya tikus! Kekurangan peradaban modern inilah yang merasuk ke dalamnya “materialisme pragmatis” yang membuat kita berkata bahwa itu adalah jiwa peradaban Barat, dasar filfasatnya, sifat dasarnya, dan inti ideologi menjadi karakternya, yaitu sisi-sisi yang harus diberi pencerahan dan muatan.
Problem ini pula yang menjadi persoalan mendasar di negara-negara muslim sebagai penganut ideologi kapitalis objek. Narkotika dan obat terlarang, kejahatan, kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dsb menjadi pemandangan umum dibanyak negara muslim. Nilai barat yang sesungguhnya tidak kompatibel dengan Islam diserap sedemikian rupa sehingga menyebabkan terjadinya ketegangan di banyak Negara muslim. Konsekuensinya adalah menguatnya kelompok fundamentalisme Islam sebagai respon atas ketidakadilan timur-barat, desarnya liberalisme kapitalisme, dan kemajuan teknologi yang lepas kontrol nilai.
Namun sebagian umat Islam memberi respon moderat atas ketegangan ideologi tersebut. Perlawanan ideology secara revivalis tidak akan meruntuhkan ideologi kapitalisme liberal, melainkan hanya akan mengalienasi kelompok fundamentalis dari arus utama gerakan Islam. Pencerahan dunia Islam melalui pendidikan dan pengentasan kemiskinan merupakan jawaban paling realistis, disamping penguatan kebudayaan Islam yang populis di ruang public (public spare) umat Islam. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih humanis merupakan tawaran terbaik sebagai anti tesis keringnya ideologi kapitalisme. Konstruksi peradaban inilah yang tak dimiliki kapitalisme liberal; liberatif dan emansipatif.
Konflik dan pergulatan peradaban Barat dan Islam sempat “membeku” dengan munculnya peradaban sosialis-komunis yang saat itu direpresentasikan oleh Uni Soviet dan Cina. Namun, setelah ambruknya kekuasaan Uni Soviet (1992) yang ada di hadapan peradaban Barat adalah peradaban Islam. Itu berarti Islam menjadi batu sandungan yang sangat tajam dan bisa menjegal kepentingan-kepentingan Barat-kapitalis, saat ini Amerika Serikat sebagai komandannya dan mampu menjadi potensi yang mampu menggusur serta meluluhlantakkan peradaban Barat di masa depan.
Gerakan kembali kepada Islam yang seringkali diartikulasikan sebagai Gerakan Kebangkitan Islam biasa tampil dengan slogan: “Kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah”. Tetapi walau dengan slogan yang sama, mengapa wujud kebangkitan tersebut berbeda-beda? Inilah yang menjadi tantangan bagi umat Islam. Apakah mereka bisa mewujudkan kebangkitan tersebut yang mana akan menentukan prospek masa depan. Gerakan kebangkitan terutama bersifat intern, pribumi, positif, dan ideologis, yang berlangsung di tengah masyarakat muslim. Ia harus berhubungan, dan bahkan mungkin berbentrokan dengan kekuatan-kekuatan yang ada di gelanggang internasional.
Masa depan peradaban Islam ditentukan oleh faktor-faktor yang sangat mendasar sekali. Apabila kita tidak mencermati dengan apa yang terjadi dan memprediksikan dengan apa yang akan terjadi, maka keberadaan peradaban Islam akan terancam hancur terkikis oleh pengaruh Barat yang dominan dalam berbagai segi atau dalam berbagai hal. Malik bin Nabi (1905-1973), pemikir gaya Ibnu Khaldun, dari Aljazair, pernah mengajukan formula “kebangkitan Islam” yang sederhana: “Kaum muslim kembali ke sumber utamanya, Al-Qur’an dan Hadits, sambil mengambil berbagai unsur yang baik dari luar”, bak “memasukkan unsur lain ke dalam pohon yang kita tanam, agar unggul, tanpa ia sendiri kehilangan aroma dan rasa aslinya”.

kilas berita tentang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah(IMM)


Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) didirikan di Yogyakarta pada tangal 14 Maret 1964, bertepatan dengan tanggal 29 Syawwal 1384 H. Dibandingkan dengan organisasi otonom lainya di Muhammadiyah, IMM paling belakangan dibentuknya. Organisasi otonom lainnya seperti Nasyiatul `Aisyiyah (NA) didirikan pada tanggal 16 Mei 1931 (28 Dzulhijjah 1349 H); Pemuda Muhammadiyah dibentuk pada tanggal 2 Mei 1932 (25 Dzulhijjah 1350 H); dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM, yang namanya diganti menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah [IRM]) didirikan pada tanggal 18 Juli 1961 (5 Shaffar 1381 H).

Kelahiran IMM dan keberadaannya hingga sekarang cukup sarat dengan sejarah yang melatarbelakangi, mewarnai, dan sekaligus dijalaninya. Dalam konteks kehidupan umat dan bangsa, dinamika gerakan Muhammadiyah dan organisasi otonomnya, serta kehidupan organisasi-organisasi mahasiswa yang sudah ada, bisa dikatakan IMM memiliki sejarahnya sendiri yang unik. Hal ini karena sejarah kelahiran IMM tidak luput dari beragam penilaian dan pengakuan yang berbeda dan tidak jarang ada yang menyudutkannya dari pihak-pihak tertentu. Pandangan yang tidak apresiatif terhadap IMM ini berkaitan dengan aktivitas dan keterlibatan IMM dalam pergolakan sejarah bangsa Indonesia pada pertengahan tahun 1960-an; serta menyangkut keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada waktu itu.

Ketika IMM dibentuk secara resmi, itu bertepatan dengan masa-masanya HMI yang sedang gencar dirusuhi oleh PKI dan CGMI serta terancam mau dibubarkan oleh rezim kekuasaan Soekarno. Sehingga kemudian muncul anggapan dan persepsi yang keliru bahwa IMM didirikan adalah untuk menampung dan mewadahi anggota HMI jika dibubarkan. Logikanya dalam mispersepsi ini, karena HMI tidak jadi dibubarkan, maka IMM tidak perlu didirikan. Anggapan dan klaim yang mengatakan bahwa IMM lahir karena HMI akan dibubarkan, menurut Noor Chozin Agham, adalah keliru dan kurang cerdas dalam memberi interpretasi terhadap fakta dan data sejarah. Justru sebaliknya, salah satu faktor historis kelahiran IMM adalah untuk membantu eksistensi HMI dan turut mempertahankannya dari rongrongan PKI yang menginginkannya untuk dibubarkan.

Penilaian yang kurang apresiatif terhadap kelahiran IMM juga bisa terbaca pada jawaban terhadap pertanyaan Victor I. Tanja. Dalam bukunya Tanja mempertanyakan: Barangkali kita akan heran, mengapa Muhammadiyah memandang perlu untuk membentuk organisasi mahasiswanya sendiri? Dari salah seorang anggota HMI (yang tidak disebutkan atau menyebutkan namanya) keluar jawaban, bahwa selama masa pemerintahan Presiden Soekarno dahulu untuk mendapatkan persetujuan darinya, sebuah organisasi harus dapat membuktikan bahwa ia mempunyai dukungan kuat dari masyarakat luas. Untuk memenuhi persayaratan inilah maka bukan saja Muhammadiyah, tetapi semua gerakan sosial politik yang ada di tanah air harus membentuk sebanyak mungkin organisasi-organisasi penunjang.